Kamis, 26 Juni 2014

Dicari, 175 Ribu Sarjana Teknik Indonesia!

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Indonesia membutuhkan sekira 175 ribu sarjana teknik setiap tahun. Sebab hingga saat ini, lulusan sarjana teknik setiap tahun di Tanah Air baru mencapai 42 ribu.

Kondisi tersebut membuat Indonesia tertinggal dalam bidang pembangunan dibandingkan negara berkembang lainnya, sekelas China dan India. Kedua negara tersebut mampu memproduksi 764 ribu dan 498 ribu insinyur setiap tahun.

Untuk itu, Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) menggelar diskusi dengan mendatangkan Associate Dean Lousiana State University (LSU) College of Engineering Warren Waggenspack sebagai narasumber. Diskusi tersebut mengulas bagaimana kedua belah pihak menghadapi tantangan tersebut.

"Kita membahas strategi bagaimana Indonesia melihat ke depan dalam memenuhi tuntutan dari pembangunan dan dunia secara luas. Suatu negara yang ingin bertumbuh idealnya memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar lima hingga delapan persen," kata Rektor USBI Aman Wirakartakusumah di Pacific Place, Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (20/6/2014).

Mendorong pertumbuhan itu harus dilakukan pada sektor produktif, seperti perhotelan dan pariwisata. Namun, lanjutnya, di beberapa negara pertumbuhan ekonomi difokuskan pada sektor teknologi.

"Kita harus menciptakan teknologi sehingga nilai tambah semakin besar. Sebelum bermuara ke teknologi harus menguasai teknik. Tapi untuk menguasai tentu harus menguasai sains. Pendidikan yang bagus, anak didik harus menguasai teknik dan sains," tuturnya.

Maka, USBI berencana untuk mengembangkan pendidikan keteknikan, termasuk riset dan kewirausahaannya. Sehingga Indonesia tidak hanya menerima tenaga kerja asing berkompeten tapi juga menghasilkan tenaga kerja yang berkualifikasi di tingkat internasional.

Salah satu upaya pengembangan pendidikan keteknikan tersebut dengan menggandeng LSU sebagai mitra. Dia menyebut, akreditasi internasional sekelas ABET yang diperoleh LSU akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi lulusan sarjana teknik USBI kelak.

"Jangan sampai prodi teknik abal-abal tapi secara profesi diakui. Mencari mitra untuk mempercepat proses tersebut. Salah satunya adalah LSU," urai Aman

Harapan senada turut disampaikan Warren Waggenspack. Dia menyatakan, sarjana teknik lokal harus siap bersaing dalam siapa internasional terutama ketika akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) nanti.

"Kami percaya diskusi ini akan secara efektif membuka pikiran generasi muda saat ini mengenai prodi teknik. Sebagai bagian dari MEA, Indonesia harus siap dalam menghadapi tantangan untuk meningkatkan jumlah sarjana teknik lokal agar mampu bersaing dengan negara ASEAN lainnya," tutur Warren.(/*okezone)