Menurut saya dan juga mungkin banyak orang, Piala Dunia 2014 ini merupakan Piala Dunia yang paling menarik. Banyak drama, penuh kejutan, gol spektakuler, dan tentu saja (ehm) pola/skema hasil pertandingan yang mudah tertebak, terutama babak 16 besar yang baru saja selesai. Perhatikan saja, semua juara grup menjadi pemenangnya pada fase tersebut. FIFA lagi butuh banyak uang rupanya.
Ah tapi itu tidak begitu penting sepertinya, apalagi untuk penikmat sepakbola yang tidak mengamati aktifitas pur-puran. Selain pembukaan yang gitu-doang dan theme song yang gampang dilupakan, Piala Dunia di Brasil ini penuh dengan ketegangan, terutama ketegangan di seputar gawang. Bagi seorang yang berposisi sebagai kiper dan juga banyak ngefans dengan kiper-kiper dunia seperti saya ini, Piala Dunia kali ini bisa dibilang Piala Dunia-nya kiper.
Dimulai dari partai Brasil kontra Meksiko. Trio penyerang Brasil, Neymar, Hulk, Fred, dibuat stress sama penampilan kiper Guilermo Ochoa. Ochoa setidaknya melakukan enam penyelamatan brilian pada pertandingan kedua grup A Piala Dunia 2014. Dirinya juga ditahbiskan jadi Pemain Terbaik pada laga tersebut. Ochoa, yang sebelum laga tersebut tidak mempunyai klub, kabarnya langsung didekati oleh belasan klub Eropa.
Lalu adapula Keylor Navas, kiper Kostarika. Sebelum Piala Dunia 2014 dimulai, ketika melihat ‘penduduk’ yang menempati Grup D. Saya sempat bergumam “Sepertinya Kostarika hanya menargetkan piknik dan refreshing di Piala Dunia kali ini”. Bagaimana tidak, mereka berada di grup maut tersebut dengan 3 nama besar, Inggris, Italia dan Uruguay. Kayaknya nyaris tidak ada satupun orang di dunia ini yang menyangka bahwa Kostarika bakal menjadi pemuncak grup.
Bersama Kosta Rika, Navas berhasil mencuri perhatian dunia. Di fase grup, Navas hanya sekali kebobolan. Satu-satunya gol yang bersarang di gawang Navas adalah gol striker Uruguay, Edison Cavani. Bahkan hingga babak 16 besar, gawang dari kiper Levante ini baru bobol dua kali dan menjadi salah satu tim dengan pertahan terbaik selama turnamen Piala Dunia.
Penampilan ciamik yang terakhir sebelum saya memposting tulisan ini adalah penampilan dari kiper Amerika Serikat, Tim Howard, si tua-tua keladi. Kiper berusia 35 tahun itu berhasil mencetak rekor ketika melawan Belgia pada babak 16 besar. Belgia seharusnya bisa mencetak 15 gol ke gawang Amerika Serikat pada babak 16 besar di Fonte Nova, Rabu (2/7). Penampilan gemilang Tim Howard di bawah mistar gawang menggagalkan hal tersebut. Sayang, pada pertandingan Belgia vs Tim Howard itu, Belgia lolos setelah menang 2-1.
Gawang Amerika Serikat memang kebobolan dari dua gol yang dicetak Romelu Lukaku dan Kevin De Bruyne, tapi aksi eks kiper Manchester United sepanjang 120 menit mengundang decak kagum, bukan hanya dari kawan tapi dari lawan, seperti yang sudah diungkapkan Kompany.
“Dua kata.. TIM HOWARD #respect,” kicau kapten Belgia Vincent Kompany dalam akun Twitter-nya,
Ada juga beberapa nama kiper lainnya yang berhasil mencuri perhatian seperti yang ditulis di 5 kiper tangguh Piala Dunia, Rais Mbolhi dari Aljazair, Raul Bravo yang membela Chile, Julie Cesar yang mewakili tuan rumah Brasil dll. Aksi brilian mereka sangat mempunyai peranan yang penting pada Piala Dunia kali ini.
Lionel Messi, Neymar, Thomas Muller, dan Robin van Persie boleh saja terus menjadi tajuk utama Piala Dunia 2014. Catatan 150 gol yang ada juga menjadi catatan gol terbaik selama Piala Dunia diselenggarakan, tapi jangan lupakan aksi-aksi heroik para penjaga gawang tersebut.