Kamis, 09 April 2015

Profesor Malaysia Beri Kuliah Umum di Unsyiah

BANDA ACEH - Prof Madya Dr Ahmad Nidzamuddin bin Sulaiman dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Rabu (8/4) memberi kuliah umum di Fakultas Ilmu dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah. Kuliah yang bertajuk ‘Konflik dan Konsensus dalam Budaya Politik Melayu’ itu berlangsung di aula fakutas tersebut. Kegiatan itu dihadiri civitas akademika dan mahasiswa FISIP Unsyiah.
Dalam kuliahnya, Prof Nidzam menyebutkan, Kerajaan Malaysia sudah berada pada tataran hegemoni kekuasaan. Dimana kesultanannya sudah menjadi kebanggaan seluruh masyarakat. Masyarakat tak lagi merasa tertindas dengan hadirnya raja dalam pemerintahan. Dengan demikian, posisi raja sangat nyaman sehingga dapat mengekploitasi kekayaan negara. Berbeda dengan Indonesia yang sistem demokrasinya sudah berjaya sejak pergerakan mahasiswa tahun 1998 sehingga pemimpin negara harus berhati-hati dalam mengambi kebijakan.
“Sebuah pemerintahan baru dapat dikatakan mencapai tahap hegemoni ketika rakyat merasa nyaman dengan apapun kebijakan pemerintah, meski sebenarnya dalam keadaan tertindas. Masyarakat mengangggap raja sudah memberi fasilitas dan upah kerja selama bekerja. Jadi, raja sudah dianggap berjasa dan tidak pantas untuk dilawan. Hal itu pernah terjadi di zaman kerajaan dulu,” pungkasnya.
Di sela kunjungannya, Prof Nidzam memuji kegigihan mahasiswa Aceh di Malaysia. Menurutnya, mahasiswa Aceh di sana mempunyai potensi yang tinggi untuk memajukan pembangunan Aceh. “Dalam kunjungannya ke Unsyiah, Prof Nidzam juga menyempatkan diri bertemu alumni UKM yang sudah jadi dosen di Unsyiah. Beliau juga bertemu Rektor Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng dan Dekan FISIP Unsyiah, Dr Syarifuddin Hasyim SH MHum,” tulis Kepala Humas Unsyiah, Dr Ilham Maulana dalam siaran pers yang diterima Serambi, kemarin.