Jumat, 06 Juni 2014

Ini Tipe Dosen Pembimbing yang Menghambat Skripsi

Banyak mahasiswa curhat skripsinya terganggu karena dosen pembimbingnya adalah dosen pembimbing yang menghambat skripsi. Ternyata hal ini tidak hanya dialami oleh satu dua mahasiswa saja. Berikut adalah sepuluh macam dosen pembimbing yang menghambat skripsi. penulis perlu menekankan, bahwa artikel ini ditulis dari perspektif mahasiswa. Ingat, tidak semua dosen pembimbing memiliki sifat seperti berikut ini. Bagaimanapun, dosen pembimbing sangat berjasa, mereka adalah malaikat.

1. Dosen Pembimbing Susah Ditemui
Ini adalah alasan umum dari semua mahasiswa yang skripsinya lambat. bayangkan saja, dari kost si mahasiswa sudah semangat membara, begitu sampe di kampus, dosen ke luar kota, ke luar negeri, belum datang, atau sedang mengajar. Sabar ya..
2. Dosen Pembimbing Semaunya Sendiri
Ingat aturan bimbingan skripsi: Pasal 1, dosen selalu benar; Pasal 2, jika dosen salah, lihat pasal 1. Saya contohin: kita udah selesai sampe Bab 4 tiba-tiba konsultasi si mahasiswa disuruh merevisi bagian rumus atau metode. Alhasil, mahasiswa  harus mengubah semua penjabaran di Bab-bab berikutnya. *pingsan*

3. Masukan Dosen Pembimbing Kurang Jelas
Kondisi ini juga banyak di alami mahasiswa skripsi. Datang konsultasi, begitu dapat revisi coretan dosen, tulisannya tidak bisa dibaca. Alhasil si mahasiswa pun bingung harus direvisi bagaimana. Makanya banyak mahasiswa ngetweet “Sakit dek skripsi di coret-coret!

4. Dosen Pembimbing Sebel dengan Bimbingannya
Ingat, dosen juga manusia. Sekali kamu mengecewakan, citra kamu bisa buruk di mata dosen. Sebagai dosen, dia tidak boleh sebel. Tetapi sebagai manusia, sebel karena pernah dikecewakan itu wajar. Contoh saja, karna sesuatu hal yang terjadi, doseen sebel, alhasil apa yang mau mahasiswa bikin semua salah. Dan akhirnya, mahasiswa jadi malas untuk meneruskan skripsinya.
5. Dosen Pembimbing Suka Menunda
Ada dosen yang seperti ini : Sudah janjian Pukul 10.00, ternyata dosennya ada acara. Setelah ditungguin 3 jam, begitu ketemu: “konsultasinya lusa aja ya, saya ada kelas”. Kamu mau bilang apa kalo begini? Mendingan kamu langsung pingsan saja.

6. Dosen Pembimbing Galak
Sifat dosen ada yang selow, ada juga yang killer, alias galak. Nah kalo kamu sudah melekatkan image galak kepada dosen bimbinganmu, waspada saja. Biasanya kamu jadi malas untuk konsultasi. Sekali mau pergi konsultasi, kamu sudah ketakutan duluan. Alhasil, kamu tidak pernah konsultasi. Skripsi pun jadi jamur.

7. Dosen Pembimbing Plin-Plan
Ada lho dosen yang seperti ini: “Ini bukan Kesimpulan ya, tapi Simpulan.” Setelah diganti/direvisi, kemudian diserahkan kembali, sang dosen kembali bilang, “ini harusnya bukan Simpulan, tapi Kesimpulan“. Itu baru satu kata, kalau plin-plannya di poin pembahasan teori? Alhasil, mahasiswa emosi. Skripsi ga dikerjakan lagi, dengan alasan: Hek That Abang Dek..

8. Revisi dari Dosen Pembimbing sangat Brutal
Alkisah kamu sudah menulis skripsi banyak, dan menyerahkannya kepada dosen. Begitu hasil revisin dikembalikan, kamu mendapati banyak coretan di berbagai sub-bab. Coretannya sama: “ulasan ini tidak relevan.” Akhirnya kamu harus menghapus beberapa sub-bab yang bagi dosen dianggap tidak relevan. Kemudian frustrasi.

9. Dosen Pembimbing Tidak Pernah Memantau
Ini seringkali terjadi kalau dosen terlalu sibuk, ada yang karena kebanyakan ngajar, proyek, banyak mahasiswa bimbingan, atau agenda lain. Kalau dosennya seperti longgar ini, akhirnya sang dosen tidak pernah menanyakan progress skripsi mahasiswa bimbingan. Si mahasiswa pun akhirnya terlalu santai, dan mainan Twitter setiap hari.

10. Dosen Pembimbing dan Dosen Ahli Berbeda Pendapat.
Dalam skripsi mahasiswa, setidaknya ada dua dosen yang terlibat, yakni dosen pembimbing dan dosen ahli. Dosen pembimbing adalah dosen yang membimbing dan memantau progress skripsi. Dosen ahli adalah dosen yang ahli di tema-tema yang kamu angkat dalam skripsi. Nah kalau kedua dosen ini sering berbeda pendapat, jangan malah dikomporin.

Ingat, artikel 10 tipe dosen pembimbing yang menghambat skripsi ini ditulis dengan perspektif mahasiswa. Di mata dosen, bisa berbeda penilaiannya. Apakah perspektif ini benar? belum tentu. Dan apakah perspektif ini salah? belum tentu juga. Tulisan ini tidak ditulis untuk menyalahkan dosen, tetapi ditulis agar mahasiswa lebih bisa mengenali tipe-tipe dosen.
Selamat mengerjakan skripsi..